Siapa Bilang Gagal?

Pernah mencoba sesuatu yang baru, kemudian gagal? Saya pernah.
Kisah ini dimulai manakala adik saya terus menerus minta dibuatkan cheese cake. Pasalnya, saya pernah membuatkan dia satu loyang cheese cake no bake dan ternyata dia suka. Horree.. Padahal, itu kali pertama saya membuat kue dengan hanya berbekal nonton di yutub. *bangga

Oleh karena gak punya alat memanggang alias oven, saya mencari resep kue yang memang gak perlu dipanggang. Cukup otak atik bahan, lalu masukan ke dalam kulkas, beres. Siapa yang gak suka perpaduan menarik dari es krim dan kue: dingin-manis. Gak lama cheese cake no bake saya ludes dalam waktu singkat.


Cheese cake. Gambar dari sini

Nah, berbekal pengalaman pertama yang sukses jaya *ehm Maka sebagai seorang kakak yang baik, saya hendak memenuhi hasrat sang adik (lagi). Kali ini kue yang saya buat harus benar2 bertekstur kue pd umumnya: lembut luar dalam. Bukan hasil bentukan freezer. So, saya pun kembali mencari resep cheese cake. Alih-alih mengganti oven dengan alat lain, kali ini saya memanfaatkan magic com yang ada di rumah.

Sebagai informasi, magic com saya ini gak pernah dimanfaatkan selain untuk menanak nasi. Padahal, dia punya kemampuan multifungsi. Jadilah saya memanfaatkannya supaya lebih berfaedah (minjem istilah Mbak Yessi).

Tak hanya menjajal kemampuan magic com, tatkala hendak mencampurkan bahan, saya baru ingat bahwasanya mixer yang ada di rumah sudah dihibahkan ke kakak saya. Sebab, semenjak kepergian Ibu, saya dan saudara saya hampir tidak pernah lagi membuat kue. Sebab pengalaman membuat kue bersama ibu, selalu spesial. Dan tidak pernah lagi bisa seindah itu.

Baik. Selanjutnya mulai lah saya mendahului eksperimen saya dengan mengocok bahan menggunakan blender hihi. Pada step ini saja sudah terlihat benih2 kegagalan. :(

Namun demikian, saya masih yakin hasilnya tidak akan mengecewakan. Sebab magic com saya ini konon di iklan bagus pake banget. Saat hendak memanggang kue lewat magic com, saya baru menyadari bahwasanya buku manual alias buku petunjuknya entah disimpan di mana. Duh. Secara adonannya udah minta buru2 dipanggang. Walhasil, dengan ilmu perasaan ala perempuan saya pun mulai memanggang kue. Bismillaah.

Dari wanginya yaa, maasyaa Allaah. Wangiii banget..  Semua penghuni rumah sejurus kemudian ikut2an menunggu kue pertama hasil memanggang dengan magic com. Dalam hati kami msg2, seandainya eksperimen kali ini berhasil, besok2 kami akan sering2 bikin kue.

Saat itu, terbersit dalam hati saya, Duh.. Repot nih, bakal sering dimintain bikin kue. Hehe *dasar angin2an.

Entah krn Allah mendengarkan kegundahan hati saya yang terdalam. Atau memang takdir berkata demikian seharusnya. Akhirnya saya nekat mengangkat kue yg tak kunjung matang. Berkali2 sudah dipanaskan, buka, panaskan lagi. Yang ada rupa si kue berubah aneh. Bagian atas lembek, tapi bawahnya keras. Meninggalkan kerak yg susah dibersihkan. Wangi kue yg awalnya mengundang selera berubah jd wangi kegagalan akibat bau gosong.hiksss

Akhirnya si kue ini tetep nekat dimakan adik saya yang entah memang doyan ato mengasihani sang kakak yg sedari siang mondar-mandir memeriksa kue yg tak kunjung jadi. Meski pada akhirnya, bagian bawah kue yang tak layak makan saya paksakan makan. Secara yaa, malu ah buang2 makanan.

Namun, apa daya. Saya juga tidak sanggup menghabiskan. Bukan tak sayang pada makanan, tapi saya jauh lebih sayang pada keselamatan perut saya sekeluarga. Akhirnya, sisa2 kue yang masih agak banyak itu berakhir di tempat sampah. Hiks sedih bgt deh.

Meski kegagalan (katanya) adalah kesuksesan yang tertunda. Saya tidak lagi2 mencoba membuat kue di magic com. Meski harapan itu masih tersimpan di lubuk hati. Suatu hari nanti. Ya, suatu hari nanti...*tekad

Yah, boleh jadi ini adalah kegagalan, tapi saya justru menyadari satu hal. Bahwa meski usaha saya dalam membuat kue yang cantik, enak, dan layak makan, gagal. Namun, setidaknya saya tidak menyiakan harapan dan permintaan adik saya untuk membuat kue. Semoga kelak ia belajar, bahwa ada hal yg jauh lebih berharga ketimbang hasil, yaitu mengusahakan yg terbaik untuk orang2 yang kita cintai, meski saat itu kita berada dalam keterbatasan.

Untuk yg satu ini, Allah lebih berhak bukan?


---
Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At Taubah: 24)

4 comments:

  1. Jadi begini, dik Farida...

    sesungguhnya saya tidak memahami mengapa magic com bisa menjadi alat pemanggang? Kalau saran saya, lebih baik menggunakan dandang alias dikukus, daripada di magic com yang entah teknik panggang atau kukus?
    Atau, kalau mau bisa juga menggunakan happy call, kalau yang ini sepertinya pake teknik manggang.

    Demikian saran saya sebagai penonton setia acara masak-memasak bhahahahaha.... (percaya nggak?)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh ada pakar nih. Iyaa mbak, makanya gak lama stelah kjadian itu, aku beli itu yg namanya happy call. Setelah maju mundur beli apa nggak, akhirnya diputuskan beli. Cuma mmg itu magic com sudah tersebar di dunia Maya bisa buat manggang (kukus?) kue sbg gnti oven. Beberapa dr mereka bahkan kue nya ngembang baguus banget. Jadi mungkin memang akunya yg gak kompeten. Hiks

      Makasih sarannyaa..

      Delete
  2. HAHAHAHA ngakak baca postingan ini XD

    ReplyDelete