Kebaikan yang Mengintip

-Salim A. Fillah-
mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang
akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
berbagi senyum kecil dan pujian sederhana
mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali percaya
bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik

-oo-
Lelaki itu menyipitkan mata diterjang terik. Kakinya tersaruk seok dalam sengatan pasir. Dia datang dari jauh memikul beban hati yang memayahkan. Perjalanannya melelahkan. Tapi biara yang ditujunya tak jauh lagi. Jalan agak mendaki kini, tapi sekuncup harap telah bersemi di hati.
Di pintu biara, Rahib ahli ‘ibadah itu menyambutnya dengan wajah datar. Lisannya terus berkomat-kamit. Rahib itu masuk sebentar dan keluar dengan dua gelas logam di tangannya. Dia letakkan satu di hadapan si lelaki, dan gelas lain dia genggam dengan dua tangan. Dihirupnya dalam-dalam aroma yang menguar bersama asap.
“Rahib yang suci”, kata si lelaki. Dia berhenti sejenak lalu mengunjal nafasnya panjang-panjang. “Mungkinkah dosaku diampuni?”
Rahib itu tersenyum setengah menyeringai. “Memangnya apa khilafmu?”
Agak tercekat dia menjawab. “Aku telah membunuh”, katanya, “Sebanyak sembilanpuluh sembilan jiwa.”

Pulang Membawa Rasulullah

Kembali teringat sebuah kisah menggetarkan, tentang bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menyelesaikan kasak kusuk yang terjadi ba’da perang Hunain. Mengubah prasangka menjadi kerelaan penuh cinta pada diri kaum Anshar atas ketetapan Allah dan Rasul-Nya..




Abbas Asyisyi dalam bukunya “Bagaimana Menyentuh Hati” menggambarkan kisah yang terjadi dengan sangat baik, berikut petikannya, semoga bermanfaat.
_oo_

"Dan ingatlah peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikitpun." 
(At-Taubah: 25)


Menuju Cahaya Islam


Allah punya banyak cara untuk menunjukkan hambaNya kepada cahaya Islam. Berikut kisah menarik, perjalanan Dr. Jeffrey LAng menemukan indahnya hidayah Islam saat ia menjalani keyakinan sebagai atheis.

dakwatuna.com

Ketika masih anak-anak, saat berjalan-jalan di pantai, Dr. Jeffrey Lang pernah bertanya pada ayahnya tentang keberadaan surga. Pertanyaan anak-anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan bisa jadi pertanda bahwa suatu saat kelak, Lang bakal menjadi sosok yang melihat segala sesuatu dengan cara berpikir logis dan rasional.
Tanda-tanda itu terbukti, ketika Lang dewasa akhirnya menjadi seorang profesor bidang matematika, bidang studi yang tidak memberi tempat bagi apapun, kecuali logika.

Tentang Sholat Kita

kawan, bagaimanakah shalat kita selama ini?

Shalat sebagai ibadah kita yang utama sudahkah kita jadikan sebagai kebutuhan yang membahagiakan, ataukah ia sebuah beban berat yang mesti dipenuhi 5 kali dalam sehari?
Pdahal Rasulullah SAW pernah bersabda :
"pusat kebahagiaanku dijadikan terletak dalam shalat" (H.R. Muslim)

Dan Allah berfirman :
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'" (Al Baqarah:45)

Kawan, tidak kita kita merasa terhina mendengar hadits Rasul SAW yang berbunyi :

Seseorang apabila melaksanakan shalat namun ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya, maka rukuk dan sujudnya itu akan digulung sebagaimana baju usang digulung, kemudian dilemparkan di mukanya, seraya berkata, "Allah akan menyia-nyiakan engkau sebagaimana engkau telah menyia-nyiakan aku!"

Ridho kah Dia?




-Salim A. Fillah-


satu waktu, sudah lama sekali
seseorang berkata dengan wajah sendu
“alangkah beratnya.. alangkah banyak rintangan..
alangkah berbilang sandungan.. alangkah rumitnya.”

***
aku bertanya, “lalu?
dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk

Kotaku Mengajarkanku

Siapa yang tak mengenal  kota yang satu ini?
Ia megah, maka tak terbilang jumlah mereka yang hendak mencari penghidupan yang lebih baik disini.
Ia angkuh, maka jadilah ia poros segala aktivitas dan kehidupan dengan luas wilayahnya yang tidak seberapa.
Coba kau tanya pada mereka tentang kota ini,
Maka mereka akan menjawab, ia kota bisnis, ia kota pemerintahan, ia kota metropolitan.

Coba sekali lagi kau tanyakan pada mereka tentang kota ini,
Maka kini kan kau temukan jawaban penuh cibiran,
ialah biangnya polusi dan macet,
ia kotanya para koruptor,
ia gudangnya kriminalitas,
ia juga syurganya kaum hedon.