Sederhana Itu..

Sering kali yang membuat seseorang terbebani dlm hidup adalah karena ia terlalu berpikir rumit. Kekhawatiran kita tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan misalnya. Tak jarang pula, hal2 sepele dibesar2kan. Perkara mudah dibuat sulit. Dan sebagainya.

Maka, berpikirlah sederhana. Misalnya saja kehilangan org yg paling kita cintai. Ini memang perkara besar, tp memandang dengan koridor yg benar bahwasanya Allah adalah Sang pemilik yang sangat mudah mengambil kembali apa yang Dia miliki, menjadikan penerimaan atas rasa kehilangan menjadi lebih sederhana. Bahwa akan ada giliran utk kita nanti dipangggil pula oleh-Nya.

Sederhana itu lebih luas maknanya. Bahwa ia juga berarti kesederhanaan pilihan, kesederhanaan pemikiran, kesederhanaan perilaku, dan masih banyak lagi.

Gambar dari sini

Hal apa yang sudah saya lakukan utk kesederhanaan itu? Saya masih belajar. Memahami utk apa kita hidup, boleh jadi bisa membuat kita mampu menjadi lebih sederhana pada semua aspek kehidupan. Sebab sederhana tidak sesederhana namanya. Bahkan bukan tidak mungkin, ia mampu menjadikan kita menggapai hal2 yg melampaui kata sederhana itu sendiri.


Momen dan Lagu

Tiap episode hidup itu, punya rasanya masing2.. Iya gak sih? Rasa saat masih belum sekolah, masa sekolah dasar, masa SMP, SMA, kuliah, kerja, dan seterusnya.

Di tiap2 episode hidup, ada kenangan dengan rasa yg berbeda. Tema blog kali ini ingin ngepoin anggota arisan ttg apa lagu yg bikin kmu inget ttg episode hidup kmu, gtu bukan ya mksdnya mb fieth? Hehe

Feeling * gambar dari sini

Baiklah.. Ini cerita saya.

Satu:
Hal yg menyenangkan hati, byk sekali bahkan kalau kita bermimpi, sekarang ganti baju, agar menarik hati ayo kita mencari teman.

Di dunia ini, semua hal bisa terjadi, dan apa yg akan terjadi, kita tak akan pernah mengetahui, marilah kita hadapi, pasti ada jalan keluar, hari ini entah siapa yg kan bahagiaaa...

Dua lagu itu, selalu berhasil menarik saya ke suatu pagi tatkala nasi goreng buatan ibu sudah rapi di depan TV... Kluarga sederhana kami memang tdk biasa makan di meja makan. Sengaja TV disetel keras2 utk membangunkan  saya beserta swdra kembar saya demi brsedia bangun diemeng2i tontonan kesukaan hingga siang. Bahagia. Sambil disuapi ibu utk makan, sarapan di Minggu pagi selalu terasa istimewa.

Dua:
Hitoshi...Hitoshi omoidassba, subete wakatte ita, ku ga shite ita no ni, iroaseta kotobawa boku no sugu soba ni oite atta.

Kotae No Denai yoru to, hitohira ni nukumori to, Haruka kanata No akogare to, tada sore dake o kurikaeshi boku wa ikite iru.

Kini ryoute ni kakaete iru mono toki No shizuku, sotto nigirishimete wasureta kioku, nakushita kotoba... (Naruto, nakushita kotoba)

Ini lagu selanjutnya yg ga pake lama, lgsg buat saya melow gimnaaa gitu. Gimana enggak, lagu ini entah kenapa selalu terngiang sepanjang perjalanan dr rumah ke kosan pada tahun pertama kuliah D3 dulu. Adalah kali pertama bagi saya berjauhan dengan keluarga. Berat. Ga ada lagi ibu, ayah, swdra kembar dan adik saya yg bs setiap saat saya temui. Pdhal hanya sepekan sekali aja, saya berpisah dg mereka, alias tiap Minggu pulang, hihi. Daaan entah knp perasaan itu ckup lama singgah, ditemani sayup2 lagu itu yg ga brhenti trngiang sepanjang perjalanan brgkat ke kosan. Haha

Tiga:
Ini yg paling spesial.
Adalah setiap Ramadhan, saat kecil dulu. Saya bersama ayah, ibu, dan keempat swdra saya duduk rapi selepas sholat subuh. Seperti hari2 Ramadhan biasanya, ayah mulai memberikan hafalan surah pendek. Kala itu, surah pilihannya adalah Al Balad. Menjadi hal yg sunnah utk memperindah bacaan Al quran. Surah Al Balad yg sedari kecil sdh diajarkan hingga kini membekas. Saya masih bisa mengikuti bgaimana ayah membawakan (me-lagu-kan) surah tsb hingga kini. Indah dan berkesan. Tanpa keluar dr hukum bacaan.

Maka, diantara kesemuanya, hanya Al Quran yg benar2 menentramkan.  Sebagus dan seenak apapun lagu yg paling kita suka. Tidak ada yg bs menandingi nikmatnya membaca dan mendengarkan Al quran. Dan ayah saya berhasil melakukannya: menjadikan Al quran sebagai bagian hidup yg paling berkesan hingga kini. Maka, tiap kali Ramadhan, ada surah Al Balad yg membersamai kenangan saat kluarga kami masih lengkap di bawah atap dan langit yg sama.


Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra’: 82)

Puisi tentang

Padanya kutemukan
Sebongkah rasa yang wujud dalam laku
Pada lisannya
Pada tatap matanya
Pada senyumnya
Pada lirih doanya.

Padanya kutemukan
Sebenar-benarnya arti cinta
Dalam jerihnya
Dalam tangisnya
Dalam marahnya

Padanya kutemukan
Bahwa cinta melebihi batas-batas dunia
Melewati rasa suka tidak suka
Saat kehadirannya
Tidak lagi tampak di depan mata
Tidak lagi hadir di sini

Namun tetap terasa
Dalam
Hangat
Penuh
Besar
Membuncah
Menyesakkan

Merinduimu, itu cinta
Mendoakanmu, itu cinta
Memohon maaf untukmu, itu cinta

Bila ada yg bertanya padaku,
Apa itu cinta?
Jawabku, itu kamu.

Ibu.


Rabbighfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa

Gambar dari sini

Memilih untuk Mencintai

Hidup digerakkan oleh cinta. Segala sesuatu bergerak juga karena cinta. Saat ada cinta, semuanya jadi berbeda. Menjadi lebih hidup. Menjadi lebih bergairah. Bayangkan ibu yang bangun ditengah malam demi mendengar rengekan anaknya. Apa yang membuatnya rela bangun menghentikan tangis dengan gendongan, usapan, atau rayuan? Jawabannya adalah cinta. Cinta itu menggerakkan.

Begitu berharganya ia, sehingga menempatkan cinta tidak boleh sembarang. Berikan cinta kepada yang memang layak memperolehnya. Dan Allah adalah yg paling layak untuk dicinta.

Love gambar dari sini

Ketika ada pertanyaan, mana yg kamu pilih? Menikahi org yg kamu cintai. Atau mencintai org yg kamu nikahi?

Saya memilih yg kedua. Mencintai org yg saya nikahi. Sebagaimana kata mencintai, ia adalah kata kerja. Bukan kata benda. Maka, hadirnya perlu diupayakan, ditumbuhkan, terus-menerus. Cinta kepada ALLAH misalnya, terus dihadirkan dipupuk hingga Allah menjadi satu2 nya yg kita sandarkan. Kita harapkan, kita andalkan, kita percaya.

Saya meyakini bahwa ketika kita hendak menikah, cinta itu sudah harus ada. Salah satunya adalah dengan makin mencintai Allah. Sang Maha penggengam hati. Adalah perkara mudah bagi Allah membolak balikan hati manusia. Dulu sangat cinta, sekarang menjadi sangat benci. Dulu seperti musuh, sekarang jatuh cinta setengah mati.

Yaa muqolibal quluuub

Salim a Fillah dalam bukunya, jalan cinta para pejuang, menyampaikan kata paling romantis menurut saya.

Ada dua pilihan ketika bertemu cinta.
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu aku memilih yg kedua.
Agar cinta kita menjadi istana
Tinggi menggapai syurga
-Salim a Fillah

Yap, sebab menikah bukan perkara kebahagiaan di dunia saja. Ada agenda besar kita untuk bersama dengan yg dicinta hingga ke syurga.

Oleh karenanya, perkara menikah yg agung ini disertai pula tuntunan doa yg agung.

Wahai Allah, jika ia baik untukku, baik untuk agamaku, baik untuk kehidupanku di dunia dan akibatnya kelak di akhirat, maka taqdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia untukku, dan berkahilah ia untukku.

Namun, jika ia buruk bagi agamaku. Ia buruk bagi kehidupanku di dunia, dan akibatnya kelak di akhirat, maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan tetapkanlah kebaikan untukku, di manapun kebaikan itu berada, sehingga aku ridho dengan segala keputusan dariMu.

See? Dr doanya saja kita bs merasakan betapa Allah menginginkan kbaikan bagi hambanya. Itulah cinta.Karena itu, sdh selayaknya menyandarkan cinta kepada Sang pemilik cinta.

Kelak, jika Allah mentakdirkan iya, artinya akan ada banyak cinta yg akan Allah hadirkan. Jika yg belum halal saja bisa dengan mudah mencintai, apa sulitnya dengan yg sudah halal?

So, mari bangun cinta. Ga perlu mnunggu utk jatuh, nanti sakit. Hehe. Lelah dong far? Ya gak lah.
Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah ”pekerjaan jiwa” yang besar dan agung:
MENCINTAI